Arkadia Episode 2: "Misi Makanan dan Makhluk Aneh"
Episode 2: "Misi Makanan dan Makhluk Aneh"
Sampai di Eldoria
Ryzen dan Lyra akhirnya tiba di Eldoria setelah perjalanan panjang yang penuh canda tawa. Kota ini lebih besar dan lebih megah dari yang Ryzen bayangkan, dengan tembok tinggi yang mengelilinginya, rumah-rumah besar, dan jalan-jalan yang ramai. Ryzen mengamatinya dengan tatapan penuh kekaguman.
“Jadi, ini kota yang harus aku selamatkan dari kejahatan? Enak banget, bisa lihat pemandangan kayak gini tiap hari.” Ryzen berjalan dengan langkah ringan, seolah-olah tak ada masalah besar yang menantinya.
Lyra di sampingnya melirik. "Kamu terlalu santai untuk seorang Penjaga Dimensi, tahu nggak?"
“Aku tahu. Tapi kalau nggak santai, bisa stres, kan? Lagipula, siapa tahu nanti ada mini-game atau event spesial di sini,” jawab Ryzen sambil mengedarkan pandangan.
“Mini-game? Event spesial?” Lyra mengangkat alis. “Ini dunia nyata, bukan game.”
Ryzen berhenti, menatapnya serius. “Kamu nggak tahu kan, kalau RPG itu penuh kejutan. Bisa aja tiba-tiba ada quest tersembunyi, dan aku jadi pahlawan legendaris karena ngalahin monster dengan gaya paling keren!”
Lyra cuma bisa menahan tawa. "Kamu benar-benar tidak bisa berhenti berpikir seperti gamer, ya?"
Makan Siang yang Aneh
Setelah perjalanan singkat, mereka sampai di sebuah restoran. Nama tempatnya Restoran Lembah Pedas. Begitu masuk, suasananya ramai. Semua meja penuh dengan orang-orang yang tampaknya menikmati makanan yang sangat besar dan tampak mengancam. Ryzen langsung melirik meja paling depan.
“Ayo, kita makan dulu! Aku lapar banget, bisa makan apa saja!” Ryzen langsung duduk dengan ekspresi berbinar.
Seorang pelayan dwarf dengan kumis tebal datang dengan senyum lebar. "Selamat datang, Tuan Penjaga Dimensi! Apa yang bisa saya bantu?"
Ryzen melirik ke menu yang ada di tangan pelayan itu, lalu menunjuk dengan semangat. “Steak Raksasa dengan Saus Kegelapan! Kasih dua! Lalu, satu menu penutup yang tidak terduga!”
Lyra memutar bola mata. "Steak Raksasa? Kamu serius mau coba itu?"
“Kan aku nggak tahu, ini dunia baru. Pahlawan harus berani mencoba hal-hal baru, kan?” Ryzen tersenyum lebar.
Pelayan dwarf itu menunduk hormat. “Pilihannya tepat, Tuan. Makanan kami bisa memberikan kekuatan luar biasa! Tapi hati-hati, Saus Kegelapan mengandung… sedikit sihir yang berbahaya.”
Ryzen mengangkat alis. “Sihir? Palingan cuma bumbu pedas biasa deh.”
Lyra menatapnya serius. “Aku hanya mau bilang, kalau ada efek samping, jangan nyalahin aku ya.”
Kejadian Tak Terduga
Tak lama kemudian, datanglah makanan yang lebih besar dari yang Ryzen bayangkan. Setiap potongan dagingnya lebih besar dari tubuhnya sendiri, dan saus hitam pekatnya mengalir di sepanjang steak seperti lava.
“Wow, ini lebih gede dari pacar mantan gue!” Ryzen terkagum-kagum.
Lyra menatapnya bingung. “Apa hubungan steak dengan pacar mantan?”
“Gak ada sih,” jawab Ryzen sambil mulai menyantap steak itu dengan lahap. “Tapi ini benar-benar gila. Rasanya kayak—”
Tiba-tiba, wajah Ryzen berubah menjadi merah padam, dan dia mulai menggeleng-gelengkan kepala. “Pedasnya! GILA! Ini kalau di dunia nyata, bisa buat semuanya hilang rasa!”
“Kan aku udah bilang,” kata Lyra sambil menahan tawa.
Ryzen berlari-lari di dalam restoran, meringis. “Pedas banget! Aku rasa perutku udah nyala! Ini game over banget!”
Lyra ikut berlari ke belakangnya, sambil berkata santai. "Tenang, kamu cuma makan saus Kegelapan. Itu efek samping biasa kok."
Ryzen berhenti sejenak, mengatur napas. “Biasa? Kalau gini terus, aku bisa jadi boss level di sini!”
Pelayan dwarf yang sebelumnya menyambut mereka, mendekat dengan senyum lebar. “Tuan, apakah Anda sudah siap menghadapi efek sampingnya?”
“Efek samping? Kalau ada efek samping, kenapa nggak bilang dari awal?” Ryzen mulai panik, tapi pelayan itu justru terlihat semakin bangga.
“Saus Kegelapan memiliki kekuatan magis. Setiap pahlawan yang memakannya harus menyelesaikan misi besar atau…” Pelayan itu berhenti sejenak, menyeringai. “Perutnya meledak.”
“Apa?! MELEDAK?!” Ryzen hampir terjatuh dari kursinya, tapi langsung memegang perutnya. "Aku serius, ini bukan waktunya bercanda!”
Quest Makanan?
Lyra menghela napas. “Baiklah, kalau kamu nggak mau meledak, berarti kita harus menyelesaikan quest ini. Sepertinya ada musuh yang sedang mendekat.”
Ryzen menatapnya bingung. “Apa? Sekarang? Aku lagi mau ngerasain kebahagiaan hidup sejenak, kenapa langsung ada musuh?”
Tiba-tiba, dari luar restoran, terdengar suara keras.
“Apa itu?! Apa itu?!” seseorang berteriak.
Begitu Ryzen dan Lyra menoleh, sebuah makhluk raksasa setengah naga muncul dari pintu utama. Wujudnya besar, berbulu, dengan taring yang mengancam. Matanya menyala merah. Ia melangkah dengan penuh amarah.
“Oh, keren! Aku baru makan saos pedas, dan sekarang ada monster naga yang datang! Ini kayak di film-film aja!” Ryzen berbicara cepat, masih dalam kondisi kebingungan akibat makanan yang baru saja dimakannya.
“Ini adalah Minion Drazel,” kata Lyra, serius. “Sepertinya dia datang untuk menguji kekuatanmu. Hati-hati!”
“Gimana kalau kita kabur aja?” Ryzen bertanya sambil mulai melangkah mundur.
“Apa? Kamu mau kabur? Kamu ini Penjaga Dimensi loh!” jawab Lyra, bingung.
Ryzen menatap makhluk itu, lalu menatap pedangnya yang masih tergeletak di meja. “Oh iya, gue jadi pahlawan. Terus kenapa harus takut sama monster kalau bisa pake pedang ini?”
Makhluk naga itu mendengus keras. “Kau tidak akan bisa mengalahkan saya hanya dengan… itu.” Ia menunjuk pedang Ryzen yang tergeletak di meja.
“Tunggu dulu,” Ryzen berkata sambil berdiri, "Aku punya ide yang cemerlang!"
Adu Kekuatan yang Aneh
“Serang dia dengan pedang!” seru Lyra, yang tampaknya sudah siap menggunakan sihir.
Namun, Ryzen malah terdiam sejenak, lalu berteriak ke arah makhluk naga. “Tunggu! Tunggu! Aku punya ide! Gimana kalau kita duel… makan?”
Makhluk naga itu terdiam. “Makan?”
Ryzen mengangguk serius. “Iya! Siapa yang kalah, yang harus pergi dari sini! Gimana?”
Lyra hampir jatuh dari tempatnya. “Kenapa makan?! Itu musuh yang sangat berbahaya!”
Namun, Minion Drazel tertawa keras. “Baiklah, jika itu yang kau inginkan! Aku tidak akan kalah hanya dengan makanan!”
“Serius, kita duel makan? Aku aja masih merasakan efek dari saus pedas!” Ryzen mendesah sambil menarik pedangnya, yang tiba-tiba bersinar lebih terang. “Tapi, ya sudahlah, ayo!”
Setelah duel makan yang sangat aneh dan penuh tawa, akhirnya Minion Drazel menyerah setelah satu suapan besar makanan pedas. “Aku… Aku kalah! Aku tidak tahan lagi!”
Ryzen berdiri, agak terhuyung-huyung, dengan pedang yang nyaris terjatuh. “Lihat! Aku menang! Tapi perutku kayak meledak gini.”
Lyra tertawa terbahak-bahak. “Kau benar-benar pahlawan yang aneh. Tapi, setidaknya kita berhasil menyelesaikan quest ini.”
“Aku kira ini bukan bagian dari quest, cuma masalah makanan aja,” jawab Ryzen sambil memegangi perutnya.
Ketika akhirnya kembali ke restoran, pelayan dwarf itu menyambut mereka dengan senyum lebar. “Tuan Penjaga Dimensi, Anda berhasil melewati ujian! Ini hadiah dari kami!”
Ryzen menatap hadiah itu, ternyata cuma sepotong roti keras. “Roti? Untuk pahlawan legendaris kayak aku, ini sih nggak layak!”
Lyra hanya menggelengkan kepala. "Tapi itu roti spesial loh. Bisa buat makan siang nanti
Komentar
Posting Komentar